9 Key Performance Indicator bagi HRD yang Bisa Diterapkan

Recruit First
Learning from Recruiter
28 Dec 2023
9 Key Performance Indicator bagi HRD yang Bisa Diterapkan

Bukan hanya karyawan yang bekerja di bidang operasional atau pemasaran yang perlu dinilai dengan Key Performance Indicator (KPI). Human Resources Department (HRD) juga membutuhkan KPI untuk menilai performa kerja yang telah mereka hasilkan dalam jangka waktu tertentu. Nah, sudahkah kamu menerapkan Key Performance Indicator HRD untuk perusahaanmu?

Jangan khawatir kalau belum mempunyai KPI untuk tim HRD kamu. RecruitFirst akan membagikan contoh key Performance Indicator HRD yang bisa dipilih sesuai dengan kondisi perusahaanmu! Yuk, simak artikelnya sampai selesai! 

Mengenal Apa Itu KPI untuk HRD

Key Performance Indicator HRD adalah alat ukur strategis yang berguna untuk memahami tingkat pencapaian tim HRD dalam menjalankan strategi dan goals yang telah ditetapkan.

Isi dalam KPI HRD terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengukuran tujuan Sumber Daya Manusia (SDM) secara tradisional maupun strategis. Untuk bagian goals tradisional, kamu perlu menghitung tingkat absensi karyawan dan kepuasan mereka selama bekerja. Sedangkan tujuan yang bersifat strategis mencakup kinerja dan pengalaman karyawan. Semuanya itu merupakan komponen yang perlu dinilai supaya kamu bisa memahami kondisi SDM di perusahaan secara keseluruhan.

Deretan KPI untuk HRD yang Bisa Diterapkan dalam Perusahaan

Apa saja, sih, contoh KPI yang bisa diterapkan untuk menilai kinerja dan achievement HRD? Berikut 9 contohnya.

1. Jumlah Absensi

Jumlah absensi diukur sebagai cara untuk mengetahui tingkat engagement dan motivasi karyawan. Caranya, kamu bisa menghitung rata-rata tingkat ketidakhadiran seluruh tenaga kerja dari total hari kerja secara bulanan, triwulan, atau tahunan. KPI ini perlu dipantau dari waktu ke waktu karena jumlah absensi yang tinggi bisa berdampak pada produktivitas dan keuangan bisnismu. Kalau tingkat kehadirannya lebih tinggi dari biasanya, coba temukan alasannya, lalu terapkan strategi yang tepat untuk memperbaiki situasi ini.

2. Biaya Pelatihan

Metrik ini berguna untuk mengukur seberapa banyak biaya yang kamu investasikan untuk pelatihan karyawanmu. Dari KPI ini, kamu bisa mengetahui kalau biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan pelatihan sebanding dengan pengetahuan atau keterampilan yang karyawan miliki selepas mengikuti training. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pelatihannya, kamu bisa mengadakan tes dan mengevaluasi skor karyawan, kemudian membandingkannya dengan biaya pelatihan yang dikeluarkan.

Baca Juga: 6 Manfaat Pelatihan Karyawan dan Bagaimana Perusahaan Bisa Melakukannya

3. Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan merupakan KPI yang bersifat komprehensif. Mengapa? Kamu perlu mempertimbangkan beberapa dimensi dalam mengukurnya, seperti waktu kerja, jumlah hasil yang dihasilkan, serta kualitas hasil pekerjaan. Setiap divisi mempunyai metrik yang berbeda, tetapi kamu bisa menggunakan tiga tolak ukur tersebut dalam menilai produktivitas karyawan. Kamu pun bisa mengambil langkah perbaikan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

Baca Juga: Indikator Produktivitas Kerja dan Cara Mengukurnya

4. Kepuasan Karyawan dalam Pekerjaan

KPI inilah yang tidak boleh diabaikan kalau kamu ingin meningkatkan retention rate karyawan di perusahaan. Perlu diketahui bahwa kepuasan karyawan tidak sekadar pada lama kerja, gaji, dan benefit yang diberikan. Fleksibilitas kerja, budaya kerja perusahaan, fasilitas yang disediakan, bahkan lingkungan kerja juga memainkan peran penting dalam menentukan kepuasan kerja. Untuk mengetahui hasilnya secara kuantitatif, kamu bisa mengadakan survei kepuasan karyawan secara berkala.

5. Kualitas Karyawan

Kualitas karyawan bisa dinilai dari prestasi kemajuan karyawan dalam bekerja serta mencapai target yang telah ditetapkan. Tentunya kamu harus melakukan evaluasi dengan adil dan terstruktur untuk mendapatkan hasil yang objektif. Libatkan juga karyawan dalam proses penilaian untuk mengetahui ekspektasi mereka dalam pekerjaannya. Kamu juga bisa mengajak supervisor dari setiap karyawan untuk mengetahui karakter atau soft skill yang dikembangkan oleh anggota tim di bawahnya selama bekerja.

6. Masa Kerja Karyawan

Satu lagi KPI HRD yang berkaitan dengan retention atau turnover rate adalah masa kerja karyawan di perusahaanmu. KPI dapat melacak jumlah masa kerja rata-rata dari seluruh karyawan dalam sebuah perusahaan, baik itu bulanan maupun tahunan. Dari informasi ini, kamu juga bisa mengetahui kepuasan karyawan dengan job position yang dipegang serta rekan tim dan atasan langsungnya sendiri. KPI ini juga berguna dalam mengetahui Return of Investment (ROI) dari biaya rekrutmen karyawan.

7. Jam Lembur

Jenis KPI ini perlu dipertimbangkan sesuai dengan konteksnya. Idealnya, kamu pasti ingin setiap karyawan bisa bekerja sesuai dengan batas waktu kerja yang ditentukan. Namun, ada beberapa kondisi yang mengharuskan karyawan untuk lembur, seperti beban pekerjaan yang sedang meningkat, bisnis mengalami pertumbuhan ekonomi, atau jumlah karyawan kurang memadai. Jam lembur juga bisa menandakan dedikasi seorang karyawan yang tinggi atau terjadi masalah dalam proses kerja. Alasan di balik jam lembur yang tinggi dalam waktu lama harus dicari tahu karena bisa membatasi pertumbuhan potensial bisnis.

Baca Juga: Pelajari Aturan Jam Kerja menurut Peraturan Undang-Undang

8. Waktu yang Dibutuhkan untuk Perekrutan Karyawan

KPI ini diperlukan untuk melancarkan strategi rekrutmen di perusahaan. Penghitungannya sangat mudah, kamu hanya perlu mengukur selisih waktu antara lowongan kerja dipublikasikan dan lowongan tersebut terisi. KPI dapat membantumu dalam mengetahui efisiensi proses perekrutan dari segi waktu dan biaya. Selain itu, kamu juga bisa mengetahui perencanaan bisnis yang realistis.

Baca Juga: Bagaimana Proses Rekrutmen yang Efektif?

9. Biaya Perekrutan

Terakhir, kamu bisa mengukur biaya perekrutan (cost per hire) yang dikeluarkan sampai menemukan karyawan yang tepat. Penghitungannya sederhana, kamu hanya perlu mengetahui jumlah biaya yang diinvestasikan dalam perekrutan untuk setiap karyawan yang berhasil direkrut. Artinya, kamu harus membandingkan biaya perekrutan dengan jumlah karyawan yang berhasil direkrut. Ada pun biaya perekrutan yang dihitung mencakup biaya iklan lowongan kerja, mencetak CV, biaya interview, dan sebagainya.

Baca Juga: 4 Tips Ampuh Melakukan Screening CV untuk Menemukan Kandidat Terbaik

Cara Menerapkan KPI untuk HRD dengan Efektif

Sudahkah kamu menemukan Key Performance Indicator HRD dari daftar di atas? Kamu tidak perlu memilih semuanya, cukup tentukan beberapa KPI yang yang sesuai dengan kondisi bisnismu. Setelahnya, kamu bisa menerapkan KPI yang dipilih dalam Balanced Scorecard (BSc).

Apakah Balanced Scorecard itu? Balanced Scorecard adalah kumpulan data yang digunakan untuk menganalisis dan menilai efektivitas strategi yang dibuat oleh tim HRD dengan kritis. Strategi ini bisa berupa mengembangkan keunggulan kompetitif, meningkatkan keterampilan, mengelola budaya perusahaan, mengurangi biaya perekrutan, dan sebagainya. Balanced Scorecard berguna dalam indikator tenaga kerja, menganalisis statistik tenaga kerja, mendiagnosis masalah, dan menghitung dampak keuangan.

Kamu tidak perlu memasukkan semua KPI dalam Balanced Scorecard. Namun, pilihlah metrik KPI yang memberikan nilai dan dampak besar bagi kemajuan bisnismu. Balanced Scorecard tidak hanya berguna dalam menilai pekerjaan suatu departemen, tetapi juga mengetahui pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Tertarik untuk menerapkan Key Performance Indicator HRD setelah membaca artikel ini? Pastikan kamu memilih metrik KPI yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnismu. Kalau bingung, bacalah artikel 9 Job Desk HRD di Perusahaan yang Harus Diketahui terbitan RecruitFirst supaya kamu bisa menentukan metrik KPI yang sesuai dengan pekerjaan tim HRD di perusahaanmu. Yuk, kembangkan kualitas dan kinerja tim HRD di perusahaan kamu dengan menerapkan KPI yang objektif dan terstruktur!

Itulah dia penjelasan tentang beragam key performance indicator HRD yang perusahaan dapat terapkan. KPI dapat membantu HRD untuk mengukur performa divisi atau departemen mereka dan melakukan analisa tentang apa-apa saja yang bisa ditingkatkan.

Untuk membantu tugas HRD dalam mencari talenta terbaik, RecruitFirst hadir dengan layanan talent acquisition komprehensif. Sebagai perusahaan outsourcing di Jakarta, RecruitFirst dapat membantu perusahaan untuk menemukan talenta terbaik yang sesuai dengan kebutuhan. Hubungi kami segera untuk layanan talent acquisition yang lengkap!

Pertanyaan Umum tentang Key Performance Indicator HRD

Kenapa KPI HRD penting bagi perusahaan?

KPI HRD penting bagi perusahaan karena dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain:

  • Membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. KPI HRD dapat membantu perusahaan untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuannya, seperti meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya, atau meningkatkan kepuasan karyawan.
  • Meningkatkan efektivitas dan efisiensi departemen HRD. KPI HRD dapat membantu departemen HRD untuk mengukur efektivitas dan efisiensi program dan kegiatannya. Hal ini dapat membantu departemen HRD untuk meningkatkan kinerjanya.
  • Membuat keputusan yang lebih baik. KPI HRD dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Misalnya, jika KPI menunjukkan bahwa turnover rate tinggi, maka perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kepuasan karyawan dan mencegah terjadinya turnover.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. KPI HRD dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas departemen HRD. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk memastikan bahwa departemen HRD bekerja secara efektif dan efisien.

Dengan menerapkan KPI HRD, perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menetapkan KPI HRD yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.

Bagaimana cara membuat kpi HRD?

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat KPI HRD:

  1. Tentukan tujuan dan sasaran perusahaan. Langkah pertama dalam membuat KPI HRD adalah menentukan tujuan dan sasaran perusahaan. Tujuan dan sasaran ini akan menjadi dasar untuk menetapkan KPI HRD.
  2. Identifikasi tugas dan tanggung jawab departemen HRD. Langkah kedua adalah mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab departemen HRD. Tugas dan tanggung jawab ini akan menjadi dasar untuk menentukan KPI HRD yang relevan.
  3. Pilih KPI yang relevan. Setelah mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab departemen HRD, langkah selanjutnya adalah memilih KPI yang relevan. KPI yang relevan adalah KPI yang dapat mengukur keberhasilan departemen HRD dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
  4. Tetapkan target KPI. Setelah memilih KPI, langkah selanjutnya adalah menetapkan target KPI. Target KPI harus realistis dan dapat dicapai.
  5. Komunikasikan KPI kepada karyawan. Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan KPI kepada karyawan. Komunikasi KPI kepada karyawan akan membantu karyawan untuk memahami tujuan dan sasaran departemen HRD.
Debby Lim

Author

Debby Lim

As the business leader of RecruitFirst Indonesia, Debby brings over 13 years of industry experience to the team. With a wealth of knowledge across various industries, Debby excels at handling diverse roles and delivering exceptional results.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *